Kita Yang Merancang Masa Depan Kita - Halal Mart Amar Store HNI HPAI - Medan

Breaking

Rabu, 14 Juli 2021

Kita Yang Merancang Masa Depan Kita

 Ada yang mengatakan, masa depan kita itu ghaib, kita tidak mengetahui bakal seperti apa, hanya Allah yang mengetahui. Namun Allah memerintahkan kita untuk mempersiapkan diri untuk hari esok.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).

Adalah keputusan Allah, apa yang akan terjadi hari esok. Apa pun nasib kita saat ini, maka tugas kita berusaha untuk mengubah nasib diri kita, mudah-mudahan Allah berkenan menjadikan nasib kita lebih baik.


Memahami dan Menyadari Macan

Apa itu macan?

Macan adalah sebuah analogi atas ancaman kehidupan yang mengintai kita, diam-diam, tanpa kita sadari dan bersiap sedia untuk menerkam dan melumpuhkan kita untuk kemudian menjadi pecundang kehidupan.

Uniknya saya sering bertemu dengan banyak orang yang mengetahui itu adalah macan kehidupannya, bahkan macannya sangat besar, namun mereka bersahabat dengan macan tersebut, hingga lengah dan lalai dan tidak memiliki semangat atau passion untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.

Bersahabat dengan macan itu berbahaya, meski terlihat jinak. Ia tetap ancaman apalagi jika macannya semakin besar.

Macan itu adalah kondisi kehidupan dan diri kita, yang bisa “menerkam” kita. Baik dari bidang ekonomi, biaya hidup dan pendidikan makin mahal, persaingan makin ketat, tidak ada pekerjaan yang bisa diandalkan, dan sebagainya. Juga ancaman terhadap masalah kesehatan, psikologis, dan ruhiah.

Lalu bagaimana sikap kita terhadap macan tersebut?

Takut, bukanlah solusinya. Mengabaikannya? Bukan juga solusi, bahkan karena ancaman itu tetap akan ada. Kita harus menyikapinya dengan benar.


Jadikan Energi

Ancaman bukan untuk ditakuti, tetapi dijadikan energi pendorong. Supaya kita selamat dari macan, ada 2 cara. Pertama kita mampu lari lebih cepat dibandingkan macan, kedua kita mampu mengalahkannya saat menerkam kita. Keduanya butuh energi dan kekuatan.

Maka, daripada takut atau mengabaikannya, akan lebih baik untuk mempersiapkan diri dengan kekuatan, fokus pada solusi, memanfaatkan energi dari ancaman ini. Dan tentu sambil berdo’a kepada Allah agar mampu menghadapi macan ini.


Fahami Potensi Ancaman

Ada 2 sikap ekstrim yang salah berkaitan dengan ancaman. Yang pertama menggampangkan (ah gimana nanti) dan yang kedua ketakutan tidak sanggup menghadapinya. Keduanya salah, kita harus melihatnya secara proporsional.

Menggampangkan jelas salah, sebab jika dibiarkan maka akibatnya sangat tidak baik. Bukan hanya bagi Anda, tetapi orang-orang yang Anda sayangi. Dianggap sangat berat sehingga Anda takut, juga salah, karena kita yakin, kita akan mampu melaluinya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).

Yang penting adalah kita memahami potensi ancaman, kemudian merencanakan agar mampu menghadapinya. Supaya usaha kita jelas.

Coba renungkan:

  1. Apa ancaman hidup kita, saat ini dan masa depan, yang jika dibiarkan akan menjadikan kita menyesal? Mulai dari ruhiah, kesehatan, finansial, pendidikan, dan sebagainya. Tuliskan satu persatu masalah yang muncul.
  2. Kemudian tuliskan solusi yang terpikirkan oleh kita. Bukan cara mendapatkan solusi, tetapi fokus kepada solusinya. Caranya nanti dipikirkan secara bertahap. Sekarang, apa dulu yang dibutuhkan. Termasuk uang, berapa yang dibutuhkan.
  3. Sekarang mulai membuat rencana untuk mendapatkan solusi tersebut. Untuk mendapatkan solusi, maka tanyakan hal-hal berikut ini dan tuliskan jawabannya.
    • Apa yang perlu dilakukan?
    • Apa yang perlu dipelajari?
    • Siapa yang bisa dihubungi?

Ini diibaratkan mengurai benang kusut kehidupan Anda. Proses mengurai benang kusut ini tentu tidak akan selesai dalam satu kali duduk. Membosankan mungkin, namun hasilnya sepadan, yaitu masa depan yang lebih baik.

Banyak orang yang begitu kaget menemukan masalah besar di hadapannya. Itu terjadi karena tanpa sadar dia menumpuk masalah selama hidupnya dan tidak ada upaya untuk menghadapinya.


Miliki Semangat Untuk Keluarga Tercinta

Yang perlu diperhatikan adalah macan itu tidak hanya akan menerkam Anda, tetapi juga sangat mungkin keluarga tercinta Anda. maka miliki semangat untuk melindungi, bukan hanya diri sendiri, tetapi orang-orang yang Anda sayangi dari macan.

Adalah menyedihkan melihat diri sebagai pecundang, namun lebih menyedihkan lagi, jika melihat keluarga kita merasakan dampaknya mula.


HNI Salah Satu Ikhtiar Merancang Masa Depan Yang Lebih Baik

HNI memberikan sebuah peluang bagi kita, untuk mengungkapkan diri kita sendiri, untuk bertanggung jawab atas keberadaan kita. HNI (bisnis) memberikan kebebasan yang tidak diberikan profesi lain.

HNI memberikan peluang untuk mengubah hidup Anda. HNI memberikan peluang untuk meraih penghasilan besar yang halal.

HNI akan membantu kita menjadi arsitek masa depan kita. Apakah kita akan terus “gini-gini aja” atau menjadi pribadi yang lebih baik, baik dari segi finansial, kesehatan, pemikiran, dan ruhiah.


Siapa yang Menentukan Sukses Diri Kita Sendiri?

Apakah kita akan berhasil atau gagal dalam bisnis HNI, itu bukanlah disebabkan oleh mentor, bukan juga oleh mitra-mitra kita, bukan tetangga, bukan teman, bukan kondisi ekonomi, bukan juga pemerintah. Semua ditentukan oleh kita sendiri atas izin Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Bertanggung jawablah sepenuhnya atas kehidupan kita. Sukses atau gagal itu karena kita. Allah akan mengubah hidup kita, jika kita mau mengubahnya. Jika hidup kita tidak berubah menjadi lebih baik, itu karena kita tidak atau kurang berusaha mengubah hidup kita.

Di HNI, kita bisa melihat inspirasi sukses, yang bisa kita ikuti. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka diri sendiri. Tidak menyalahkan perusahaan, tidak menyalahkan produk, tidak menyalahkan sistem, atau siapa/apa pun.

Mereka bertanggung jawab atas diri sendiri dengan mengambil inisiatif bertindak. Mereka melakukan PCA dan Home Sharing, dengan giat dan pantang menyerah.

Jika mereka bisa melakukan, in syaa Allah kita bisa.

Selanjutnya tinggal kita, yang memutuskan untuk mengambil peluang itu dan berkonsentrasi pada potensi kita yang paling besar.

Kitalah yang bertanggung jawab sepenuhnya. Kitalah yang memutuskan mau seperti apa masa depan kita.

Kita juga yang bertanggung jawab atas ketidakmampuan diri. Apakah kita akan terus membiarkan diri menjadi pribadi yang tidak mampu, atau mengambil keputusan dan tindakan, sehingga menjadi pribadi yang mampu menjalankan bisnis.

Tunggu apa lagi, daftar sekarang juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar