Semangatlah Belajar Ilmu Kedokteran - Halal Mart Amar Store HNI HPAI - Medan

Breaking

Senin, 23 Agustus 2021

Semangatlah Belajar Ilmu Kedokteran

 



ILMU KESEHATAN merupakan ilmu yang tidak lepas dari perhatian para ulama. Karena ilmu ini cukup penting, tidak sedikit ulama yang menjadi thabib/dokter hati sekaligus thabib/dokter badan.

Tidak hanya ulama yang memberikan perhatian lebih terhadap ilmu ini, akan tetapi manusia secara umum. Dan profesi thabib/dokter juga mendapatkan kedudukan sosial yang tinggi di masyarakat. Hal ini juga terjadi di zaman dahulu dan memang fitrah manusia yang membutuhkan ilmu kesehatan. Dalam kitab sejarah dituliskan,

وقد ارتفعت مكانة الطبيب في المجتمع الإسلامي ، وأصبح أقرب الناس إلى الخليفة والحاكم ، بل من الأطباء من أصبحوا من الوزراء الموثوق بهم .


“Thabib/ahli kesehatan memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat Islam. Mereka menjadi salah satu orang yang dekat dengan para khalifah dan hakim. Bahakan ada di antara para thabib/dokter yang menjadi menteri yang terpercaya.”


Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

لا أعلم علما بعد الحلال والحرام أنبل من الطب إلا أن أهل الكتاب قد غلبونا عليه.


“Saya tidak mengetahui sebuah ilmu -setelah ilmu halal dan haram- yang lebih berharga yaitu ilmu kesehatan, akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita”

Beliau juga berkata,

إنما العلم علمان: علم الدين، وعلم الدنيا، فالعلم الذي للدين هو: الفقه، والعلم الذي للدنيا هو: الطب.


“Ilmu itu ada dua: ilmu agama dan ilmu dunia, ilmu agama yaitu fiqh (fiqh akbar: aqidah, fiqh ashgar: fiqh ibadah dan muamalah, pent). Sedangkan ilmu untuk dunia adalah ilmu kesehatan.”

Beliau juga berkata,

لا تسكنن بلدا لا يكون فيه عالم يفتيك عن دينك، ولا طبيب ينبئك عن أمر بدنك


“Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada thabib/dokter yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.”

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

ضَيَّعُوا ثُلُثَ العِلْمِ وَوَكَلُوهُ إِلَى اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى.


“Umat Islam telah menyia-nyiakan sepertiga Ilmu (ilmu kesehatan) dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani.”

Syaikh Muhammad Ast-Syinqitiy rahimahullah berkata menjelaskan perkataan Imam Asy-Syafi’i,

لماذا ثلث العلم؟! لأن علم الشرع على ضربين: علم يتعلق بالاعتقاد، وعلم يتعلق بالأبدان والجوارح، فأصبح علم بالظاهر وعلم بالباطن، علم التوحيد وعلم الفروع التي هي محققة للتوحيد، فهذان علمان فهما طب الروح والجسد، بقي طب البدن من الظاهر وهو العلم الثالث، فقال رحمه الله من فهمه وفقهه: [ضيعوا ثلث العلم ووكلوه إلى اليهود والنصارى] يعني احتاجوا إلى اليهود والنصارى

“Mengapa sepertiga Ilmu? Karena ilmu syar’i ada dua: [1] ilmu yang berkaitan dengan keyakinan [2] ilmu yang berkaitan dengan badan dan anggota badan. Maka menjadi, ilmu dzahir dan ilmu batin. Ilmu tauhid dan cabangnya yang merupakan realisasi dari tauhid. Maka dua ilmu ini adalah pengobatan ruh dan jasad. Tersisa pengobatan badan dari bagian ilmu dzahir yaitu ilmu ketiga. Inilah yang dimaksud oleh perkataan Imam Asy-Syafi’i dari pemahamannya,

“Umat Islam telah menyia-nyiakan sepertiga Ilmu (ilmu kesehatan) dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani.”

Yaitu maksudnya butuh terhadap orang yahudi dan nashrani (jika ingin berobat, karena tidak ada/sedikit kaum muslim yang menguasai ilmu kesehatan).”

Jangan sampai umat Islam kalah dalam dengan Ahli kitab dalam masalah ini. Kita bisa lihat di zaman ini di mana ilmu kesehatan lebih dikuasai oleh negara barat.

Tidak sedikit Ahli kitab memanfaatkan ilmu kesehatan agar kaum muslimin mengikuti mereka (masuk agama mereka) dengan pengobatan gratis atau mendirikan rumah sakit besar dan rujukan. Karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa orang yang sakit memiliki jiwa yang labil dan mudah dipengaruhi.

Demikian juga perintah agar kita berusaha berobat, yang tentu saja kita kaum muslimin perlu ilmunya. Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ياعباد الله تداووا فإن الله- تعالى- لم يضع داء إلا و ضع له دواء


“Wahai hamba-hamba Allah. Berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah meletakkan satu penyakit kecuali Ia juga akan meletakkan padanya obat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar