Penduduk Muslim Terbesar di Dunia, Indonesia Berpotensi Pengembangan Wisata dan Produk Halal - Halal Mart Amar Store HNI HPAI - Medan

Breaking

Minggu, 31 Oktober 2021

Penduduk Muslim Terbesar di Dunia, Indonesia Berpotensi Pengembangan Wisata dan Produk Halal






Indonesia masih menempati urutan pertama jumlah penduduk beragama muslim terbesar di dunia. Jika melihat data Globalreligiusfuture, penduduk Indonesia yang beragama Islam pada 2010 mencapai 209,12 juta jiwa atau sekitar 87% dari total populasi. Melihat jumlah penduduk beragama muslim yang besar seharusnya Indonesia dapat memanfaatkan hal itu terutama di bidang ekonomi.

Komika Abdurrahim Arsyad alias Abdur Arsyad, mengatakan umat Islam di Indonesia harus memberikan kontribusi maksimal bagi negara. Untuk itu, dia mengajak umat Islam di Indonesia agar bersatu memperkuat barisan. “Umat Islam di Indonesia harus memiliki peran penting dalam ekonomi, baik untuk mengatur ekonomi bagi dirinya sendiri ataupun untuk negara," kata dia, dalam keterangannya. Pernyataan itu disampaikan di sela-sela hari ulang tahunnya (milad) ke-9 Halal Network International (HNI), di Hotel Intercontinental, Jakarta, pada Minggu (17/10/2021). Abdur Arsyad didaulat menjadi bintang tamu dalam acara Milad ke-9 HNI tersebut.

Direktur Utama HNI, Agung Yulianto, mengatakan jutaan produk halal asli Indonesia siap diekspor ke mancanegara. “Kini Indonesia patut berbangga, karena kita dapat membuat produk-produk halal yang berkualitas dengan bahan-bahan asli Indonesia dan dibuat di Indonesia," ujarnya.

Sehingga, kata dia, tidak perlu lagi impor untuk mendapatkan produk halal berkualitas. Bahkan sebagian besar produk-produk ini telah diekspor ke berbagai negara. Agung menjelaskan hal tersebut merupakan komitmen perusahaannya dan para anggota di dalamnya untuk mengatasi persoalan ekonomi Indonesia.

“Kami peduli terhadap produk asli Indonesia, karena kami menyadari jika impor lebih besar dari ekspor itu membahayakan negara kita, berarti terjadi defisit neraca perdagangan.” Hal sebaliknya, jelas Agung, Indonesia akan dapat menjadi negara maju jika ekspornya lebih besar dari impor.

“Ketika ekspor meningkat, maka akan terjadi surplus perdagangan, yang berarti devisa negara dan per kapita penduduknya semakin besar. Kesadaran ini yang kami berikan kepada anggota-anggota yang tergabung dalam HNI," ujarnya.

Tak hanya soal produk halal dan ekspor-impor, kepedulian HNI terhadap ekonomi Indonesia juga terwujud dengan mengajak sektor usaha UMKM untuk tumbuh bersama dalam memproduksi produk halal.

Komisaris HNI Rofik Hananto mengatakan sebagai perusahaan bisnis halal network di Indonesia yang fokus pada penyediaan produk-produk barang konsumsi yang halal dan berkualitas. "Kami juga mencoba meningkatkan taraf pelaku UMKM di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 21 pelaku UMKM yang menjadi perusahaan besar dengan bergandengan tangan bersama kami,” kata dia.

Selama ini, menurut Rofik, sektor UMKM belum mendapatkan perhatian yang cukup, padahal sebagian besar PDB Indonesia berasal dari UMKM. “HNI sangat peduli terhadap hal tersebut, sebagai contoh sebelumnya terdapat salah satu pengusaha UMKM yang kami bina," kata dia.

"Hanya dapat menjual produk sabunnya 500-1000 buah per bulan, kini setelah kami tingkatkan, produksinya mencapai 2 juta buah per bulan,”. Untuk itu, dia berharap dengan jumlah 4,3 juta anggota yang tergabung di dalamnya, HNI dapat memberikan peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia. “Kami berharap dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di tengah masa pandemi saat ini," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar