Paradigma Pembisnis HNI - Halal Mart Amar Store HNI HPAI - Medan

Breaking

Minggu, 28 November 2021

Paradigma Pembisnis HNI


 Anda bergabung menjadi Agen HNI mestilah niatnya karena Allah SWT. Yang dimaksud dengan `Niat karena Allah' itu artinva bahwa kita berbisnis itu karena ingin mencari rizki yang diberkati Allah, ataupun ingin mencontoh Nabi Muhammad SAW yang menjadi usahawan, menjadi pedagang, ataupun dalam rangka mengembangkan suatu bisnis yang akan memberi keuntungan kepada ummah, khususnya kepada umat Islam yang berada di Indonesia dan umumnya kepada umat Islam di dunia ini.


Maka apa saja yang kita niatkan, sepanjang itu ada hubungannya dengan Allah, ada hubungannya akhirat, sudah tentu akan diberi ganjaran oleh Allah SWT.

Bagi orang yang berjuang dan membetulkan perjuangannya, maka setiap kepayahannya, kesusahannya, keringatnya akan dibalas oleh Allah dengan pembalasan yang paling tinggi, yaitu disediakan baginya ganjaran syurga.

Inilah yang membedakan antara kita dengan usahawan yang lain...!!!


Kalau kita perhatikan sejarah di tanah Jawa ini, kita akan melihat bahwa Islam ini dikembangkan oleh Wali Sembilan, yang juga seorang pedagang. Mereka berdagang, kemudian menyampaikan ajaran Islam melalui perdagangannya.

Agen HNI harus ikut andil dalam menyampaikan ajaran Islam ini. Kita mesti bantu urusan tarbiyah islamiyah di masjid-masjid, di musholla-musholla, di madrasah-madrasah yang disampaikan oleh para kyai dan para ustadz-ustadzah.

Mari kita serukan dengan panggilan :
”Mari bersama halal network HNI mengembangkan perekonomian Islam dan mengembalikan pada pengobatan yang Islami".

Insya Allah, lebih ramai orang yang akan datang...

Pebisnis HNI harus menjadi pengamal produk­ HNI. Kita perlu ingat bahwa sebagai seorang Agen HNI, tidak benar apabila kita menganjurkan orang mengambil produk-produk HNI sedangkan kita sendiri tidak mengamalkan produk tersebut.

Allah menegur keras orang-orang beriman, yang mengatakan atau mengajak melakukan sesuatu tetapi ia tidak melakukan apa-apa yang ia katakan itu.

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan apa yang tidak lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan yang tiada kamu lakukan". Ash-Shoff (61):2-3

Produk yang kita amalkan itu 'wajib' suci.

Kita harus memperhatikan bahwa produk-produk yang kita konsumsi atau kita pakai sehari-hari itu, mestinya 'suci’, suci dari sudut syara'-nya, bersih zatnya, serta bersih dari segi pembuatannya.

Pada saat ini, makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan dan produk lainnya yang beredar di pasaran, tidak dipastikan kehalalannya.


Jika unsur-unsur di dalam tubuh badan kita terdiri daripada makanan-makanan yang haram, tentunya ibadah kita akan tertolak. Sebab itu pula kita ini menjadi umat yang tidak pernah diijabah doanya.

Bersama HNI kita kampanyekan "halal product" kepada masyarakat

Sebuah bisnis milik muslim sudah tentu keuntungannya akan kembali kepada muslim. Jika kita hanya berpikir untuk mendapat penghasilan tinggi saja tanpa mau tahu kemana keuntungan dari bisnis itu dibelanjakan, berarti kita telah melakukan suatu kekeliruan yang besar.

Ketika Rasulullah melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau membangun “pasar Anshor". Di pasar ini, para sahabat bertransaksi antar sesama mereka, sehingga akhirnya pasar Yahudi terpaksa gulung tikar.


Kita mungkin akan merasa sedih dan marah, apabila kita melihat umat Islam dibunuh oleh orang-orang kafir di berbagai belahan dunia. Sementara itu, pada saat yang sama, kita secara tidak langsung, telah memberikan uang kepada mereka untuk membeli peluru dan senjata yang kemudian digunakan untuk membunuh umat Islam di mana-mana.

Bersama HNI kita bangun kembali "pasar Anshor" abad 21, dimana pasar ini dimiliki oleh muslim yang segala keuntungannya akan kembali kepada umat Islam. Bersama HNI juga kita berikan solusi dengan menyediakan berbagai produk halal berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar